WASHINGTON - Pemerintahan Amerika Serikat
(AS) sepertinya masih tidak mengetahui tentang kondisi insiden
penyanderaan yang terjadi di kilang gas di Aljazair. Hingga saat ini,
sekira 41 orang dilaporkan tewas dalam operasi pembebasan sandera.
Pemerintah Barack Obama dikabarkan tidak memiliki informasi mengenai penyanderaan atau operasi pembebasan. AS juga tidak mengetahui secara detail jumlah warga AS yang menjadi korban penyanderaan.
Tetapi beberapa pejabat AS mengatakan, ada dari warga AS yang berhasil dibebaskan tetapi mereka belum memiliki data berapa warga AS yang masih dinyatakan hilang. AS pun mengecam tindakan kelompok militan yang melakukan penyanderaan ini.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan, pejabat kontrateroris AS saat ini terus berhubungan dengan pihak Aljazair. Clinton sendiri juga berbicara dengan Perdana Menteri Aljazair Abdelmalek Sellal guna mencari informasi mengenai keberadaan warga AS.
"Keamanan dari warga Amerika yang menjadi korban sandera adalah prioritas utama. Karena fakta yang masih belum jelas, saya belum bisa memberikan detail lengkap," tutur Clinton, seperti dikutip Associated Press, Jumat (18/1/2013).
Sementara juru bicara Pentagon George Little menambahkan bahwa pihak militer AS turut mengupayakan informasi dari kondisi penyanderaan. Tuntutan mengenai fakta dilapangan juga diminta oleh juru bicara Gedung Putih Jay Carney kepada pihak Aljazair. Dirinya mengharapkan akan adanya kejelasan data dari insiden tersebut.
Aparat keamanan Aljazair melaporkan, sekira 11 militan dan 30 sandera terbunuh ketika pasukan Aljazair menyerbu lokasi penyanderaan yang terletak di lokasi eksplorasi gas. Operasi penyerangan itu dilakukan Aljazair kemarin usai militer mengepung wilayah itu.
Di antara tujuh warga asing yang tewas, dua orang warga Jepang, dua warga Inggris, dan seorang warga Prancis. Sementara itu delapan warga Aljazair ikut tewas dalam insiden itu.
Penyerangan kompleks tambang dan kilang gas yang dikelola secara bersama Aljazair Sonatrach, British Petroleum dan Norwegia Statoil ini terjadi pada hari Rabu pagi 16 Januari lalu. Sekira 20-25 anggota teroris bersenjata menyerang area kilang gas dan terjadi kontak senjata dengan aparat keamanan.(faj)
Pemerintah Barack Obama dikabarkan tidak memiliki informasi mengenai penyanderaan atau operasi pembebasan. AS juga tidak mengetahui secara detail jumlah warga AS yang menjadi korban penyanderaan.
Tetapi beberapa pejabat AS mengatakan, ada dari warga AS yang berhasil dibebaskan tetapi mereka belum memiliki data berapa warga AS yang masih dinyatakan hilang. AS pun mengecam tindakan kelompok militan yang melakukan penyanderaan ini.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan, pejabat kontrateroris AS saat ini terus berhubungan dengan pihak Aljazair. Clinton sendiri juga berbicara dengan Perdana Menteri Aljazair Abdelmalek Sellal guna mencari informasi mengenai keberadaan warga AS.
"Keamanan dari warga Amerika yang menjadi korban sandera adalah prioritas utama. Karena fakta yang masih belum jelas, saya belum bisa memberikan detail lengkap," tutur Clinton, seperti dikutip Associated Press, Jumat (18/1/2013).
Sementara juru bicara Pentagon George Little menambahkan bahwa pihak militer AS turut mengupayakan informasi dari kondisi penyanderaan. Tuntutan mengenai fakta dilapangan juga diminta oleh juru bicara Gedung Putih Jay Carney kepada pihak Aljazair. Dirinya mengharapkan akan adanya kejelasan data dari insiden tersebut.
Aparat keamanan Aljazair melaporkan, sekira 11 militan dan 30 sandera terbunuh ketika pasukan Aljazair menyerbu lokasi penyanderaan yang terletak di lokasi eksplorasi gas. Operasi penyerangan itu dilakukan Aljazair kemarin usai militer mengepung wilayah itu.
Di antara tujuh warga asing yang tewas, dua orang warga Jepang, dua warga Inggris, dan seorang warga Prancis. Sementara itu delapan warga Aljazair ikut tewas dalam insiden itu.
Penyerangan kompleks tambang dan kilang gas yang dikelola secara bersama Aljazair Sonatrach, British Petroleum dan Norwegia Statoil ini terjadi pada hari Rabu pagi 16 Januari lalu. Sekira 20-25 anggota teroris bersenjata menyerang area kilang gas dan terjadi kontak senjata dengan aparat keamanan.(faj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar